Langsung ke konten utama

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

A. Rahman Abie Mutiara RAZ mendedikasikan diri untuk Pendidikan





a.        Latar Belakang

Peralihan Sistem Pemerintahan dari Centralisasi ke desentralisasi telah menjadikan perubahan Paradigma berbagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan termasuk bidang Pendidikan. Hal ini telah mendorong adanya perubahan dari berbagai aspek Pendidikan termasuk Kurikulum. Dalam hal ini Kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah juga memerlukan perhatian dan pemikiran-pemikiran baru sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang di gunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36    Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip verifikasi sesuai dengan satuan Pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Atas dasar itu maka di kembangkan apa yang dinamakan Kurikulum.
     Kurikulum  merupakan operasional yang di susun dan dilaksanakan oleh masing-masing Satuan Pendidikan dengan demikian guru di harapkan menjadi lebih mengenal dengan baik dan lebih merasa memiliki Kurikulum tersebut.  Penyempurnaan review Kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar kurikulum selalu sesuai dengan tuntutan Kurikulum.
     Kurikulum 2013  pada masing – masing satuan Pendidikan  dikembangkan sebagai perwujudan dari eksplore Pendidikan Dasar dan Menengah. Kurikulum ini disusun oleh buhan hanya  Tim Penyusun yang terdiri dari unsur Sekolah/ madrasah., Komite saja, melainkan terdapat standarisasi Tingkat Daerah dan Nasional di bawah serta dengan bimbingan nara sumber ahli Pendidikan.
    
b.    Penerapan Metodoleogi.

Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011 dan penyempurnaan kurikulum sekolah dasar dan menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014;

c.  Review Kurikulum

Penataan ulang kurikulum Sekolah/ Madrasah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan Nasional dan Daerah dengan memasukkan Pendidikan Kewirausahaan (diantaranya dengan mengembangkan model link and match). What mean link and match? Insyaa Allah next answer ba’da Uji Publick Kurikulum 2013!


d.  Unsur Mutakhir yang Melandasi Perumusan Kerangka Dasar

Dalam rangka mengaktualisasikan tuntutan, dan acuan sejumlah prioritas  RPJMN yang perlu diakomodasi dalam kerangka dasar kurikulum:


  1. Penerapan metodologi yang menyeluruh yang memperhatikan  kemampuan sosial, watak,   budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia;
  2. Penataan ulang kurikulum satuan pendidikan yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah dan satuan pendidikan.

Selain itu, perumusan kerangka dasar juga harus mengakomodasi keluwesan Kurikulum untuk mengintegrasikan konten-konten ke dalam Mata Pelajaran, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri.

Dalam Pada itu, Kurikulum pada esensialnya memiliki hal yang sangat urgen dalam proses pembelajaran.

Dalam konteks Kurikulum sebagai Media memiliki Fungsi antara lain sebagai berikut :
  • Transformasi pilar kehidupan berbangsa dan bernegara;
  • Internalisasi nilai-nilai pembentuk karakter;
  • Pemberdayaan potensi peserta didik secara berkarakteristik-holistik;
  • Pengembangan kreativitas dan kewirausahaan;
  • Transaksional ilmu, pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya;
  • Kontekstualisasi masyarakat dan lingkungan;
  •  Penerapan metode pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik,
  • Penyerapan secara fleksibel-akomodatif berbagai perkembangan mutakhir,
  • Penataan pola pengembangan dan pengelolaan kurikulum, dan
  • Peningkatan kreatifitas bangsa.

e.  Struktur Kurikulum

a.  Komponen Struktur Kurikulum

1.  Kegiatan Kurikuler: Intrakurikuler (mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan  diri) dan Ekstrakurikuler.
2.  Ada 2 sistem : Sistem Paket dan Sistem Kredit Semester (SKS)
3.  Beban Belajar Sistem Paket diwujudkan dalam bentuk satuan jam pembelajaran.
4.  Beban Belajar SKS diwujudkan dalam bentuk satuan kredit semester (sks)
5.  Struktur Kurikulum sistem paket: Distribusi alokasi waktu minimal per minggu serta pengaturan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri.
6.  Struktur Kurikulum SKS: kriteria sekolah penyelenggara SKS, penentuan bobot sks, konversi satuan jam pembelajaran ke sks, penetapan indeks prestasi (IP)

b. Struktur Kurikulum

Pengklasifikasian komponen Mata Pelajaran dalam 3 Kelompok.

  1. Kelompok A : SK, KD, silabus dan buku teks pelajaran disiapkan oleh pemerintah pusat;
  2. Kelompok B: SK dan KD oleh pemerintah pusat, silabus oleh daerah;
  3. Kelompok C: Panduan oleh pemerintah pusat.

2.      Setiap hari maksimal 3 mata pelajaran agar terjadi pembelajaran aktif dimasing-masing mata pelajaran tersebut dapat berlangsung secara maksimal;
3.      Penjurusan di SMA menjadi di kelas 10 SMA untuk efisiensi dan efektifitas berlangsungnya pembelajaran.

e.3. Penjurusan di Kelas X Menggunakan Satu atau Lebih Kriteria berdasarkan berikut ini.

       Hasil Ujian Nasional SMP
       Raport (laporan hasil belajar) SMP
       Hasil uji kompetensi yang diselenggarakan oleh SMA
       Hasil tes penempatan (placement test) dan/atau tes bakat yang diselenggarakan oleh SMA.

e.4. Prinsip Sistem Paket

Penyelenggaraan pembelajaran dalam Sistem Paket terdiri atas Tatap Muka, PENUGASAN Terstruktur, dan Kegiatan Mandiri dengan estimasi waktu sebagai berikut :

BEBAN BELAJAR 1 JAM PELAJARAN
PAKET
SD
SMP
SMA/SMK
Tatap Muka
1 x 35 menit = 35 menit
1 x 40 menit = 40 menit
1 x 45 menit = 45 menit
Penugasan Terstruktur
40% x 35 menit =  14 menit
50% x 40 menit =  20 menit
60% x 45 menit =  27 menit
Kegiatan Mandiri
Total
49  menit
60 menit
72 menit

e.6. Beban Belajar

1.       Beban Belajar terdiri atas :

  • SD dengan sistem paket;
  • SMP dapat dengan sistem Paket atau SKS;
  • SMA dengan sistem paket atau SKS;

  1. Penghitungan beban belajar per hari-minggu- tahun dengan lebih rinci;
  2. Jumlah Jam Tatap Muka Dalam Satu Tahun Pelajaran;
  3. Jenjang SD sampai dengan SMA.

SATUAN PENDIDIKAN
KELAS
MINGGU EFEKTIF DALAM SATU TAHUN PELAJARAN
JUMLAH JAM TATAP MUKA PER MINGGU
JUMLAH JAM TATAP MUKA PER TAHUN
KONVERSI KE DALAM SATUAN JAM @ 60 MENIT
SD
I
38
26
988 [34580 menit]
576 Jam
II
38
27
1026 [35910 menit]
599 Jam
III
38
28
1064 [37240 menit]
621 Jam
IV s.d. VI
38
32
1216 [42560 menit]
709 Jam
SMP
VII s.d. IX
38
32
1216 [48640 menit]
811 Jam
SMA
X s.d. XII
38
39
1482 [66690 Menit]
1112 Jam


Khusus SMK

SATUAN PENDIDIKAN
KELAS
MINGGU EFEKTIF DALAM SATU TAHUN PELAJARAN
JUMLAH JAM TATAP MUKA PER MINGGU
JUMLAH JAM TATAP MUKA PER TAHUN
PRAKTIK KEJURUAN /KEAHLIAN
SMK
X s.d. XII
38
39
1482 [66690 Menit]
1152 Jam

Demikian, artikel ini hanya sebagai wacana informasi awal, dalam konteks injelnya Kurikulum terbuktikan sebagai sebuah dokumen yang akan di implementasikan sebagai Panduan Proses Pembelajaran, baik di Kelas maupun di luar Kelas. Pembelajaran hendaknya dilakukan secara efektif dan efisien dan mampu membangkitkan aktifitas dan kreatifitas peserta didik. Dalam hal ini para pelaksana kurikulum dituntut untuk melaksanakan sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing. Khususnya Kabupaten Lombok Timur sebagai daerah Agraris, wisata, dan berkarakteristik religius. Para Pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang efektif, kreatif, efisien dan menyenangkan bagi peserta didik.

Untuk para Pendidik Anak Bangsa berharap selalu meberikan apresiasi positif terhadap inovasi, inisiatif, kreatifitas yang positif tentunya. Semoga ada setitik mamfaat.
reading

Penulis :

Abdul Rahman
Head Master di MI MBU Jurit
Guru TIK di MA NW Lendang Nangka

Sumber :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, Jakarta 2013



Postingan populer dari blog ini

PENYUSUNAN KISI-KISI DAN INDIKATOR PENILAIAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. KISI-KISI PENILAIAN 1. Pengertian Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Jika Anda memiliki kisi-kisi yang baik, maka Anda akan memperoleh perangkat soal yang relatif sama sekalipun penulis soalnya berbeda. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi disusun berdasarkan silabus setiap mata pelajaran. Jadi, Anda harus melakukan analisis silabus terlebih dahulu. Perhatikan langkah-langkah berikut ini : Dalam praktiknya, seringkali guru di madrasah membuat soal langsung dari buku sumber. Hal ini jelas sangat keliru, karena buku sumber belum tentu sesuai dengan silabus. Kisi-kisi ini menjadi penting dalam perencanaan evaluasi, karena didalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam menulis soal. Kisi-kisi soal yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu

MENCIPTAKAN KEGIATAN KREATIF REKREATIF (Kegiatan dilakukan dengan praktek sekaligus)

I.      PENDAHULUAN 1.    Kegiatan Kreatif Rekreatif ialah kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan menantang yang dapat mengembangkan daya imajinasi, kemampuan berfikir kritis serta kemampuan mengekspresikan ide-idenya dalam suatu karya baru yang unik. 2.    Jenis dan macam kegiatan kreatif bagi peserta didik sejalan dan seirama dengan tingkat perkembangan peserta didik (S,G,T,D). 3     Kegiatan-kegiatan Kreatif Rekreatif digali, diciptakan, dan dikembangkan oleh Dewan Satuan Pramuka atas bimbingan Pembina mereka. II.    MATERI POKOK 1.    Kegiatan Kreatif Rekreatif   serta kegiatan-kegiatan kepramukaan lainnya hendaknya selalu diberi muatan : modern, bermanfaat, adanya ketaatan pada kode kehormatan pramuka, dengan pengertian sebagai berikut : a.    modern ;       modern dapat diartikan : hal-hal yang baru, hal-hal yang belum ada sebelumnya, hal-hal yang sedang digemari oleh khalayak ramai pada saat itu, hal-hal yang saat ini sedang :ngetren" menurut p

KEPRAMUKAAN SEBAGAI PENDIDIKAN PROGRESIF SEPANJANG HAYAT

I.      PENDAHULUAN 1.    Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilaksanakan lewat Kepramukaan untuk mencapai tujuannya, ialah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak. 2.    Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dimaksudkan dan diartikan secara luas sebagai suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas peserta didik baik sepanjang individu maupun sebagai anggota masyarakat dengan sasaran menjadikan mereka sebagai manusia mandiri, peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat. II.    MATERI POKOK 1.    Pelaksanaan pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilakukan lewat kepramukaan dengan harapan pada peserta didik akan timbul kesadaran bahwa: a.    hasilan proses pendidikan ialah adanya peningkatan pada bid