Manusia sebagai Mahluk Tuhan cenderung mencari justice for him untuk pembelaan diri dalam menjawab retorika kehidupan. Dalam kenyataannya_bukan mendatangkan ketenangan jiwa, namun melahirkan penomena problem yang membutuhkan jawaban yang tidak habis-habisnya hingga kematian menjeput.
Menurut Dr. 'Aidh Al-Qarni dalam Artikel Dr. Hasan Syamsi Pasya mengungkapkan : " Kematian itu adalah masalah yang sudah selesai. Bukan Wacana bahan diskusi yang bisa di kritisi atau bahan diskusi. Artinya segala sesuatu berdasarkan ketentuan Qada' dan Qadar.
Dalam pada itu, Dr. 'Aidh Al-Qarni mengungkapkan juga bahwa : " Salah satu ciri seorang mukmin adalah ia tidak akan peduli terhadap kritik yang pedas dan menyakitkan. Karena Allah pun, Rabb alam semesta, tidak lepas dari cacian dan sumpah serapah, meski Dia Dzat Yang Sempurna, Agung dan Indah. Beliau menyuguhkan dua bait syair :
Mengapa kau bakar airmata yang telah mengering,
yang membuat kecemasan selalu mengitari kalbu.
Serahkan kepada rabb Yang Maha Mulia,
dan setiap kali orang yang tak pernah bersedih mulai tidur,
terbukalah pintu pintu itu
Menurut Dr. 'Aidh Al-Qarni dalam Artikel Dr. Hasan Syamsi Pasya mengungkapkan : " Kematian itu adalah masalah yang sudah selesai. Bukan Wacana bahan diskusi yang bisa di kritisi atau bahan diskusi. Artinya segala sesuatu berdasarkan ketentuan Qada' dan Qadar.
Dalam pada itu, Dr. 'Aidh Al-Qarni mengungkapkan juga bahwa : " Salah satu ciri seorang mukmin adalah ia tidak akan peduli terhadap kritik yang pedas dan menyakitkan. Karena Allah pun, Rabb alam semesta, tidak lepas dari cacian dan sumpah serapah, meski Dia Dzat Yang Sempurna, Agung dan Indah. Beliau menyuguhkan dua bait syair :
Mengapa kau bakar airmata yang telah mengering,
yang membuat kecemasan selalu mengitari kalbu.
Serahkan kepada rabb Yang Maha Mulia,
dan setiap kali orang yang tak pernah bersedih mulai tidur,
terbukalah pintu pintu itu
Komentar
Posting Komentar